Saturday, December 17, 2016

Catatan Kecil Timnas piala AFF Menuju Rajamanggala

Footnote tanggal 16 Desember 2016, satu hari sebelum leg ke-dua piala AFF dilangsungkan di stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand.

Di pagelaran 2 tahunan sepakboba asia tenggara ada satu kejutan yang menyenangkan dari timnas Indonesia. Tentu saja kita bangga timnas dengan teori mencetak 2 gol tiap pertandingan sudah berhasil melangkah sampai final setelah dihukum oleh FIFA pada piala AFF akibat karut marut pagelaran kompetisi domestik indonesia.
Hanya sebatas bangga, tapi belum sampai level kagum.....

Beruntung??? Bisa jadi, harus diakui dari organisasi permainan, skil, kekompakan, sampai stamina pemain masih kalah dari tim semifinalis lain kecuali timnya si Aung san suu kyi, Myanmar (masih bisa lah tepuk dada lahπŸ˜€πŸ˜πŸ˜‚). Jangankan dengan Tailand yang sudah berlevel asia, versus vietnam kandang tandang pun timnas masih kikuk untuk bermain dengan bola dari kaki ke kaki, masih ingat jargon penyiar televisi digempur 7 hari 7 malam?? atau dijadikan bulan bulanan sampai tahun tahunan??
Ahaaiiiiiiii.....

Tapi kita masih bisa berharap dengan teori mitos πŸ˜€πŸ˜ƒπŸ˜, ketika sang striker Thailand Teerasil Dangda yang pernah main untuk klub Almeria di La liga Spanyol menjadi top skor kejuaraan, mereka... ya mereka... si tim gajah putih itu tidak akan juara.

Hal itu bisa saja terjadi atau hanya sebatas kebetulan atau teori saja, sedangkan yang terjadi adalah sebaliknya. Kita hanya bisa bangga terhadap pemain-pemain ini, yang konon setelah dipilih oleh Opa Alfred Riedl dengan hanya punya opsi mencomot 2 pemain perklub untuk memperkuat Timnas Indonesia (kadang-kadang ragu juga dengan niat dan kebanggaan pemilik klub-klub indonesia yang punya visi misi membentuk timnas yang tangguh, hadeehhhhh).

Apapun itu masih ada satu faktor penentu yang menaungi timnas sejak dari babak penyisihan 😎😘.

Dialah faktor si Lucky dewi fortuna sang Penyelamat.

Selamat menikmati masa pensiun opa Riedl, semoga beruntung di pertandingan terakhir-mu..

Monday, December 12, 2016

Belajar Syukur dari Si Sulung


Catatan kecil di Serpong, 8 April 2016

Anak kecil terkadang sangat kritis dalam menganalisis keadaan, terkadang kita diingatkan kembali dengan sesuatu yang memang sesuatu atau dengan kata lain banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dalam interaksi kita dengan mereka.

Sore itu ketika dalam perjalanan menggunakan mobil dalam rangka menjemput istri bersama anak-anak, seperti biasa kami berbincang ringan seputar aktivitas sehari-hari dengan topik beli mainan dan persiapan sekolah si Sulung ke SD.

Obrolan ringan mengalir kembali pada topik yang lain yakni sekolah SD si Sulung. Saya memcoba menerangkan beberapa sekolah yang memang sudah diobservasi dengan penjelasan yang ringan mengenai keunggulan sekolah masing-masing mulai dari sistem pembelajaran, lingkungan sekolah, pendidik, fasilitas yang menyenangkan serta antar jemput anak didik yang diselingi pertanyaan-pertanyaan menggelitik dari si Sulung. Kebetulan memang sudah beberapa SD di sekitaran Pamulang-Serpong yang sudah diobservasi diantaranya Al Zahra, Global Islamic School, Insan Cendikia Madani dan Nur Fatahillah. Tentu saja saya juga menekankan ke si Sulung untuk bersungguh-sungguh dalam belajar karena kita sudah menabung lama untuk bisa masuk ke salah satunya. Sejenak si Sulung termenung seperti mencerna penjelasan yang baru diterimanya, kemudian setelah manggut-manggut ala kadarnya tiba-tiba dia berkata, "kalau tidak punya uang, bu guru bilang kita harus rajin berdoa dan berusaha kepada Allah, nanti akan diberi rizqi yang banyak dari Allah." Ahaiiii sejuk nian, tertegun kami mendengarnya....

Ah, lagi-lagi si Sulung ini memberi pelajaran berharga bagi saya.